KENAPA VAKSIN DPT BARU BISA DIBERIKAN SETELAH ANAK USIA 6 MINGGU?

DTaP 6 minggu

DTaP 6 minggu

   Vaksin DPT baru bisa diberikan setelah usia 6 minggu, hal ini dikarenakan imunitas kurang berespon maksimal terhadap komponen pertusis. Dalam 6 minggu pertama bayi tidak mendapatkan kekebalan aktif terhadap pertusis. Berdasarkan studi terbaru di U.S., jumlah orang dewasa yang menderita pertusis sangat bnyak. Manifestasi pertusis pd org dewasa yg terkena hny berupa batuk biasa, dan sering bertahan hingga lebih 2 minggu. Dalam penelitian-penelitian terbaru tersebut diketahui bahwa 80% orang dewasa yg mengalami batuk lebih dari 2 minggu ternyata telah membawa kuman pertusis.

Artikel terkait : BEDA VAKSIN PENTABIO INFANRIX PEDIACEL

   Jadi,bagaimana kita melindungi bayi-bayi usia kurang dari 6 minggu dari penyakit yang mengerikan seperti difteri dan pertusis? Salah satu strateginya adalah dengan menggunakan “cocoon strategy”. Apa itu? cocoon strategy berarti strategi kepompong, artinya melindungi orang-orang di sekitar bayi dengan vaksin juga. Vaksin tersebut adalah vaksin Tdap (Tetanus, Difteri, acellular Pertussis). Terdengar sama bukan dengan kepanjangan DPT atau DTaP. Yang membedakan adalah komponen difteri dan pertusisnya yang lebih kecil, hal ini dmaksudkan guna mengurangi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) atau efek samping vaksin, karena dengan antigen yang lebih sedikit, tubuh oarang dewasa sudah mampu menghasilkan antibodi proteksi yg dibutuhkan, sehingga tidak menularkan kuman difteri dan pertusis kepada bayi-bayi di sekitarnya.

Artikel terkait : DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI

   Vaksin Tdap hanya diberikan sekali seumur hidup dan sisanya diberikan dlm bentuk Td. Tetapi ada jadwal khusus untuk ibu hamil, dimana tiap kali kehamilan ibu hamil disarankan untuk suntik vaksin Tdap, terutama 2 minggu menjelang HPL. Kenapa? Seperti yg telah disebutkan di atas, bayi usia kurang dari 6 minggu tidak memiliki kekebalan terhadap kuman pertusis dan difteri, sehingga diharapkan vaksin yang diberikan kepada ibu hamil tadi akan merangsang pembentukan antibodi ibu yang nantinya akan disalurkan ke dalam darah bayi melalui plasenta. Di sisi lain vaksin ini menjadi bagian dari “cocoon strategy” sehingga ibu tidak menularkan kuman difteri dan pertusis ke bayi yang baru saja dilahirkannya, apalagi ibu adalah orang terdekat dengan bayi.