1. Home
  2. /
  3. POSTING
  4. /
  5. VAKSIN DPT (DIFTERI PERTUSIS...
  6. /
  7. Keamanan Pemberian Vaksin DPT...
Vaksin DPT bersamaan dengan vaksin lainnya

Vaksin DPT bersamaan dengan vaksin lainnya

Meskipun banyak orang yang familiar dengan vaksin DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), atau yang lebih dikenal orang non medis sebagai imunisasi DPT, tak banyak orang yang tahu akan kemungkinan bahwa pemberian vaksin DPT bersamaan dengan vaksin lainnya sangat mungkin terjadi. Mengapa demikian? Banyaknya jenis-jenis vaksin dan waktu pemberian yang mungkin bersamaanlah penyebab utama adanya kemungkinan pemberian vaksin berbarengan. Hal tersebut tentu akan menimbulkan pertanyaan dalam benak kita. Bolehkah kita memberikan beberapa vaksin secara bersamaan sekaligus dalam satu waktu yang sama? Berbahayakah?

            Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, terdapat beberapa hal yang patut kita ketahui antara lain, vaksin apa saja yang jadwalnya berbarengan dengan vaksin DPT, apa isi vaksin, bagaimana cara pemberian vaksin tersebut, dan apa efeknya bila vaksin tersebut diberikan bersamaan dengan vaksin DPT. Mari kita bahas satu per satu!

Artikel terkait : BEDA VAKSIN PENTABIO INFANRIX PEDIACEL

            Bergantung dengan jadwal vaksinasi di tiap negara, vaksin yang jadwal pemberiannya mungkin bersamaan dengan vaksin DPT ada berbagai macam. Di Indonesia, menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) vaksin DPT dapat diberikan dalam 3 kali dosis pada saat anak berusia 2, 4, dan 6 bulan, dengan dosis booster pada saat 18 bulan dan 5 tahun. Jadwal pemberian vaksin DPT di negara lain memiliki sedikit perbedaan dengan Indonesia. Sebagai contoh, di Jepang, vaksin DPT diberikan pada anak saat usia 3, 4, dan 5 bulan, dengan booster di usia 12-15 bulan dan 5 tahun. Sedangkan badan kesehatan Amerika Serikat yaitu CDC (Center for Disease Control and Prevention) memiliki rekomendasi yang lebih mirip dengan Indonesia, dimana CDC merekomendasikan pemberian vaksin pada usia 2,4, dan 6 bulan dengan booster pada usia 15 bulan dan 4-6 tahun.

Beberapa vaksin lain memiliki rentang waktu yang serupa dengan DPT, diantaranya polio, hepatitis b, HiB (Haemophilus influenzae type B), PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) dan rotavirus. Tiga vaksin pertama yang disebutkan juga termasuk ke dalam vaksin wajib dari program pemerintah, sementara vaksin PCV dan rotavirus, meskipun sudah termasuk dalam anjuran pemerintah, belum menjadi vaksinasi wajib tersubsidi.

            Terdapat beberapa jenis sediaan vaksin DPT yang saat ini beredar dan digunakan di Indonesia yakni DTaP (Difteri, Tetanus, dan acellular Pertusis) dan DTwP (Difteri, Tetanus dan whole-cell Pertussis). Seiring dengan majunya dunia penelitian di bidang kedokteran, sediaan vaksin DPT saat ini sudah bisa digabungkan dengan vaksin lain. Salah satunya yakni menggabungkan vaksin DPT dengan vaksin lain yang berada di rentang waktu pemberian serupa, seperti vaksin Hepatitis B, HiB dan polio. Kombinasi vaksin DPT – Hep B – Hib atau DPT – Polio – Hib dikenal dengan istilah vaksin pentavalent. Kombinasi vaksin DPT – Hep B – Hib – Polio disebut pula dengan vaksin hexavalent.

Vaksin lain yang perlu kita bahas adalah vaksin rotavirus. Vaksin yang mencegah infeksi virus penyebab diare berat dikalangan anak ini memiliki dua jenis sediaan. Sediaan pertama beristilah RV5 diberikan sebanyak 3 kali pemberian sementara sediaan kedua, beristilah RV1, diberikan cukup dua kali saja. Keduanya diberikan lewat tetesan cairan vaksin lewat mulut (oral) dan dapat dimulai sejak usia anak 6-14 minggu, dengan jarak antar pemberian 4-8 minggu. Yang lebih penting lagi, vaksin rotavirus ini dibuat dari virus yang dilemahkan (attenuated virus), sehingga jarak antar pemberian dosis vaksin ini harus lebih diperhatikan.

            Satu lagi yang belum dibahas pada artikel ini adalah vaksin PCV. Berbeda dengan vaksin rotavirus, vaksin PCV lebih mirip dengan DPT, dimana vaksin PCV menggunakan sebagian dari partikel bakteri yang bertugas sebagai pengenal spesifik (antigen) yang nantinya akan bertugas untuk “mengenalkan” bakteri tersebut kepada sistem imun tubuh yang kemudian akan membentuk sistem pertahanan tubuh untuk melawan bakteri tersebut selanjutnya. Vaksin PCV diberikan pada usia anak 2, 4 dan 6 bulan dalam 3 kali dosis, dan bisa ditambah dengan booster saat usia 12 bulan dengan cara pemberian lewat suntikan.

            Setelah mengetahui ketiga jenis vaksin diatas, mari kita kembali ke pertanyaan awal kita. Apakah DPT aman diberikan bersamaan dengan vaksin rotavirus atau PCV? Ternyata, berdasarkan dari berbagai studi yang telah ada, kita semua tidak perlu takut akan hal itu! Satu studi oleh dr. Layton di Amerika Serikat menunjukkan bahwa dari 2 juta pemberian vaksin DPT dengan rotavirus bersamaan disana tidak menunjukkan adanya peningkatan risiko kemunculan efek samping yang bermakna selain dari kemunculan radang telinga akut yang sedikit lebih sering (1.11 kali lebih sering dibandingkan anak yang diberikan DPT saja).2 Studi terbesar yang dilakukan untuk menilai efektifitas vaksin rotavirus, yaitu studi REST (Rotavirus Efficacy and Safety Trial), yang dipublikasikan tahun 2006 menyebutkan bahwa vaksin rotavirus yang mereka ujikan (RV5) diberikan pada waktu bersamaan dengan vaksin DPT tanpa menimbulkan peningkatan kemunculan efek samping ataupun mengurangi efektifitas vaksinasi dalam membentuk imunitas.3 Hal ini menunjukkan amannya pemberian rotavirus bersamaan dengan DPT.

            Bagaimana dengan PCV? Apakah sama dengan DPT? Sebuah studi multicenter (melibatkan banyak tempat/rumah sakit ) di beberapa negara di Eropa membuktikan bahwa pemberian vaksin DPT yang digabungkan dengan berbagai vaksin lain, salah satunya PCV, tidak menimbulkan penurunan efektivitas vaksinasi dalam membentuk imunitas tubuh, meskipun efek samping demam ringan memiliki risiko lebih tinggi untuk muncul.4  Selain demam, tim peneliti tidak menemukan efek samping lain yang muncul lebih sering secara signifikan pada saat pemberian DPT dan PCV bersamaan. Terbuktilah bahwa pemberian DPT dan PCV berbarengan tidak memiliki bahaya yang signfikan, baik pada kemanjuran vaksinasi maupun pada kemunculan efek sampingnya.

            Hingga saat ini, penelitian RCT (randomized controlled trial) atau ataupun systematic review mengenai pemberian vaksin ini secara bersamaan masih sulit ditemukan. Pernah ada studi yang mengatakan bahwa pemberian PCV13 dengan trivalent inactivated influenza meningkatkan kejadian efek samping demam pada anak kurang dari 1 tahun dan peningkatan kejadian kejang demam pada anak ditahun kedua kehidupannya. Namun, dari WHO sendiri pemberian vaksin rotavirus bersamaan dengan DPT – polio dan PCV diperbolehkan.5 Lampu hijau pun juga diberikan dari CDC. Menurut lembaga ini, pemberian vaksin PCV13 bersamaan dengan vaksin lain yang mengandung antigen seperti DTP, Hib, Hep B ataupun inactivated poliomyelitis tidak memiliki efek buruk baik pada imunogenisitas ataupun keamanannya.6

            Paparan diatas sedikit memberikan gambaran pada kita semua betapa amannya vaksin yang sudah dikembangkan selama belasan, bahkan puluhan tahun ini. Disamping itu pemberian vaksin ini secara bersamaan menguntungkan bagi kita semua. Berkurangnya jumlah kunjungan berulang dapat menghemat biaya transportasi pun bagi anak, pemberian vaksin 6 in 1, rotavirus dan pcv sudah pasti mengurangi jumlah suntikan. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.

 

Daftar Pustaka

1. Vaccines and Immunisation. Baby Center. Available from: https://www.babycentre.co.uk/e1001100/about-babycentre. Accessed [10 Dec 2018].

2. Layton JB1,2, Butler AM3,4, Panozzo CA5, Brookhart MA1. Rotavirus vaccination and short-term risk of adverse events in US infants. Paediatr Perinat Epidemiol. 2018 Sep;32(5):448-457. doi: 10.1111/ppe.12496. Epub 2018 Jul 26

3. Vesikari T1, Matson DO, Dennehy P, Van Damme P, Santosham M, Rodriguez Z, Dallas MJ, Heyse JF, Goveia MG, Black SB, Shinefield HR, Christie CD, Ylitalo S, Itzler RF, Coia ML, Onorato MT, Adeyi BA, Marshall GS, Gothefors L, Campens D, Karvonen A, Watt JP, O’Brien KL, DiNubile MJ, Clark HF, Boslego JW, Offit PA, Heaton PM; Rotavirus Efficacy and Safety Trial (REST) Study Team. Safety and efficacy of a pentavalent human-bovine (WC3) reassortant rotavirus vaccine. N Engl J Med. 2006 Jan 5;354(1):23-33..

4. Vesikari T1, Esposito S, Prymula R, Ypma E, Kohl I, Toneatto D, Dull P, Kimura A; EU Meningococcal B Infant Vaccine Study group. Immunogenicity and safety of an investigational multicomponent, recombinant, meningococcal serogroup B vaccine (4CMenB) administered concomitantly with routine infant and child vaccinations: results of two randomised trials. Lancet. 2013 Mar 9;381(9869):825-35.

5. EPI. Multiple Injection: acceptibility and safety. Available from: https://www.who.int/immunization/diseases/poliomyelitis/inactivated_polio_vaccine/multiple_injections_acceptability_safety.pdf. Accessed [10 Dec 2018]

6. Administering Pneumococal Vaccine. CDC. Available from: https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/pneumo/hcp/administering-vaccine.html. Accessed [10 Dec 2018]

Artikel terkait: DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA