1. Home
  2. /
  3. POSTING
  4. /
  5. VAKSIN PCV (PNEUMOKOKUS)
  6. /
  7. PERNYATAAN INFORMASI MENGENAI VAKSIN...

 PERNYATAAN INFORMASI MENGENAI VAKSIN PNEUMOKOKUS POLISAKARID (PPSV)

YANG PERLU ANDA KETAHUI

Pneumonia

Pneumonia

1. Penyakit Pneumokokus

   Penyakit pneumokokus disebabkan oleh bakteri Stretococcus pneumoniae , yang merupakan penyebab utama penyakit dan kematian yang dapat dicegah oleh vaksin di Amerika Serikat.

   Semua orang bisa menderita penyakit pneumokokus, namun sebagian orang berisiko lebih tinggi:

• Usia 65 tahun ke atas

• Usia yang masih sangat muda

• Penderita penyakit tertentu

• Orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah

• Perokok

   Penyakit pneumokokus bisa menyebabkan infeksi serius pada:

• Paru-paru

• Darah (infeksi aliran darah), dan

• Penutup otak (meningitis)

   Pneumonia pneumokokus memakan korban sekitar 1 dari 20 penderitanya, infeksi aliran darah adalah sekitar 1 dari 5 orang, dan meningitis adalah sekitar 3 dari 10 orang. Penderita penyakit yang diuraikan dalam Bagian 3 dokumen ini lebih berisiko meninggal akibat penyakit tersebut.

 

2. Vaksinasi Pneumokokus Polisakarid (PPSV)

   Pengobatan infeksi pneumokokus yang menggunakan penisilin dan obat-obat lain dulunya lebih efektif. Tapi sebagian organisme bakteri penyakit ini telah kebal terhadap obat-obat tersebut. Karena itu, pencegahan penyakit melalui vaksinasi menjadi penting.

   Vaksinasi Pneumokokus Polisakarid (PPSV) melindungi dari 23 jenis bakteri pneumokokus, termasuk bakteri yang kemungkinan menyebabkan penyakit serius.

   Sebagian besar orang dewasa yang sehat yang mendapat vaksinasi memiliki perlindungan terhadap hampir semua atau semua jenis bakteri pneumokokus dalam waktu 2-3 minggu setelah mendapat suntikan. Orang-orang yang lanjut usia, anak-anak usia di bawah 2 tahun, dan mereka yang sudah lama menderita penyakit mungkin tidak akan menunjukkan respons yang diharapkan atau tidak sama sekali.

   Jenis Vaksinasi Pneumokokus lainnya (Vaksinasi Konjugasi Pneumokokus/ PCV) disarankan secara rutin pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. PCV diuraikan secara terpisah dalam Pernyataan Informasi Vaksinasi.

 

3. Siapa yang sebaiknya mendapat Vaksin PPSV?

• Semua orang dewasa usia 65 tahun ke atas.

• Semua orang usia 2-64 tahun yang telah lama menderita:

– Penyakit jantung

– Penyakit paru-paru

– Penyakit Sel sabit

– Diabetes

– Kecanduan alkohol

– Sirosis

– Kebocoran cairan otak dan tulang belakang atau implantasi koklea.

• Semua orang usia 2-64 tahun yang menderita penyakit yang mengurangi perlawanan tubuh terhadap infeksi, misalnya:

– Penyakit Hodgkin

– Kanker kelenjar getah bening

– Gagal ginjal

– myeloma multipel (kanker sel-sel plasma darah)

– sindrom nefrotik (penyakit yang menyebabkan kerusakan ginjal sehingga ginjal mengeluarkan protein dalam jumlah besar dari darah ke dalam air kencing)

– Kerusakan limpa atau tidak ada limpa

– Pencangkokan organ tubuh

• Semua orang usia 2-64 tahun yang sedang meminum obat atau menjalani perawatan yang menurunkan perlawanan tubuh terhadap infeksi, misalnya:

– steroid dalam jangka waktu lama

– Obat kanker tertentu

– Terapi radiasi

• Semua orang usia 19-64 tahun yang:

– merokok

– menderita asma

   PPSV menjadi kurang efektif bagi sebagian orang, terutama yang kurang memiliki perlawanan tubuh terhadap infeksi. Namun mereka masih dapat divaksinasi karena lebih rentan mengalami komplikasi serius jika menderita penyakit pneumokokus.

   Anak-anak yang sehat kecuali jika mereka sering menderita infeksi telinga, infeksi sinus, atau penyakit saluran pernafasan bagian atas lainnya, tidak perlu mendapat PPSV karena tidak efektif melawan semua penyakit ini.

 

4. Berapa dosis PPSV yang dibutuhkan dan kapan?

Biasanya hanya perlu satu dosis PPSV, namun dalam keadaan tertentu bisa diberikan dosis ke dua.

• Sebaiknya memberikan dosis ke dua bagi mereka yang berusia 65 tahun ke atas yang mendapatkan dosis pertama sebelum mencapai usia 65 tahun dan sudah lebih dari 5 tahun jaraknya sejak mendapat dosis pertama.

• Dosis ke dua sebaiknya diberikan pada orang-orang usia 2-64 tahun yang:

– mengalami kerusakan limpa atau tidak memiliki limpa.

– Menderita penyakit sel sabit.

– Menderita infeksi HIV atau AIDS

– Menderita kanker, leukemia, kanker kelenjar getah bening, myeloma multipel (kanker sel-sel plasma darah)

– Menderita sindrom nefrotik (penyakit yang menyebabkan kerusakan ginjal sehingga ginjal mengeluarkan protein dalam jumlah besar dari darah ke dalam air kencing)

– Mendapat transplantasi organ tubuh atau sumsum tulang.

– Sedang meminum obat yang melemahkan kekebalan tubuh (misalnya kemoterapi atau steroid dalam jangka waktu lama) Bila dosis ke dua diberikan, jaraknya harus 5 tahun setelah dosis pertama.

 

5. Sebagian orang tidak boleh mendapatkan vaksinasi atau sebaiknya menunggu

• Siapapun yang menderita reaksi alergi yang membahayakan nyawa terhadap PPSV tidak boleh diberi dosis berikutnya.

• Siapapun yang pernah menderita reaksi alergi yang membahayakan nyawa terhadap bahan apapun dari vaksinasi ini tidak boleh mendapatkan vaksin ini. Beritahu dokter Anda jika orang yang akan mendapat vaksin ini menderita alergi yang parah.

• Siapapun yang menderita penyakit kadar ringan atau parah ketika saat jadwal suntikan mungkin diminta menunggu sampai sembuh sebelum diberi vaksin. Penderita penyakit ringan biasanya dapat divaksinasi.

• Tidak ada bukti bahwa PPSV berbahaya pada wanita hamil atau janin dalam kandungannya. Tapi sebagai tindakan pencegahan, wanita yang keadaannya membuat mereka berisiko menderita penyakit pneumokokus harus divaksinasi sebelum hamil, jika memungkinkan.

 

Artikel terkait : PERTANYAAN SEPUTAR VAKSIN ANTI MENINGITIS, INFLUENZA, DAN PNEUMONIA UNTUK JAMAAH HAJI

6. Risiko PPSV

   Kira-kira separuh dari jumlah orang yang mendapatkan PPSV mengalami efek samping ringan, misalnya kemerah-merahan atau rasa sakit di bagian yang mendapat suntikan.

   Kurang dari 1% menderita demam, ngilu otot, atau berbagai reaksi lokal yang lebih parah.

   Seperti layaknya obat manapun, vaksinasi dapat menimbulkan resiko berupa reaksi alergi yang mengancam nyawa atau berbagai masalah serius. Namun risiko vaksin yang menyebabkan bahaya yang serius atau kematian adalah kecil.

 

7. Bagaimana jika terjadi reaksi yang parah?

Apa yang harus saya amati?

   Keadaan apapun yang tidak lazim, misalnya reaksi alergi yang parah atau demam tinggi. Jika terjadi reaksi alergi yang parah, ini terjadi beberapa menit sampai satu jam setelah mendapat suntikan. Tanda-tanda reaksi alergi yang parah dapat berupa kesulitan bernafas, serak atau tersengal-sengal, hives (penyakit gatal dengan bintik-bintik merah), pucat, merasa lemah, detak jantung meningkat atau pening.

Apa yang harus saya lakukan?

• Hubungi dokter atau langsung antarkan orang tersebut ke dokter.

• Ceritakan kejadiannya pada dokter, termasuk tanggal dan jamnya, dan kapan vaksinasi tersebut diberikan.

• Mintalah dokter Anda melaporkan reaksi alergi tersebut dengan mengisi formulir Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS). Atau Anda dapat memberikan laporan ini melalui situs web VAERS di www.vaers.hhs.gov, atau dengan menelepon 1-800-822-7967.

   VAERS tidak memberikan saran medis.

 

8. Bagaimana saya bisa mengetahui lebih jauh?

• Bertanyalah pada dokter Anda. Mereka dapat memberikan sisipan paket vaksinasi atau menyarankan sumber informasi lain pada Anda.

• Teleponlah departemen kesehatan setempat atau negara bagian Anda.

• Hubungi Centers for Disease Control and Prevention (CDC):

– Teleponlah 1-800-232-4636 (1-800-CDC-INFO)

– Kunjungi situs web CDC di www.cdc.gov/vaccines

Artikel terkait : DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA