Menelaah Kecukupan Vaksin MMR di Kota Pelajar Yogyakarta

            Vaksin MMR merupakan salah satu bagian dari imunisasi wajib bagi anak di Indonesia dimana pemberiannya sudah menjadi program dasar di setiap daerah, sehingga vaksin MMR di Kota Pelajar Yogyakarta pun termasuk demikian. Meskipun pemberian vaksin yang dapat mencegah penyakit menular berbahaya measles (campak), mumps (gondongan) dan rubella ini wajib, tetap saja angka keberhasilan program ini di setiap daerah berbeda-beda. Lalu, bagaimana dengan cakupannya di provinsi Yogyakarta?

Artikel terkait : KUPAS TUNTAS VAKSIN MMR UNTUK DEWASA

            Bila merujuk kepada data riset kesehatan dasar atau RISKESDAS yang disusun oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) pada tahun 2018, jumlah anak yang telah mendapatkan suntikan vaksin MMR lengkap yang termasuk sebagai bagian dari imunisasi wajib lengkap sebesar 57.9% di Indonesia, turun dari angka 59.2% dari data RISKESDAS 2013.² Di Yogyakarta sendiri, angka cakupan vaksinasi wajib lengkap tahun 2018 berada diatas angka 80%, jauh diatas angka nasional. Begitu pula angka yang diperlihatkan oleh RISKESDAS 2013 yakni cakupan vaksinasi lengkapnya yang juga berkisar di angka 80%^2,3 Hal ini menunjukkan kekonsistensian daerah Yogyakarta dalam menjalankan program imunisasi wajib, termasuk vaksin MMR.

            Bila kita tilik secara lebih detail lewat data lain yang tersedia dari Kemenkes melalui Profil Kesehatan 2017 dan RISKESDAS 2013, kita dapat melihat bagaimana pola kepatuhan masyarakat Yogyakarta terhadap vaksinasi MMR. Dari data tahun 2017, ternyata didapatkan bahwa meskipun jumlah bayi yang mendapatkan vaksinasi MMR suntikan pertama hanya sebesar 72% dari seluruh bayi, perbedaan mencolok antara Yogyakarta dengan daerah lain dapat kita temukan saat melihat data imunisasi dosis kedua.³ Ya, di saat daerah lain berkutat di angka cakupan 30-40% saja, daerah Yogyakarta memiliki angka cakupan dosis kedua MMR yang tetap tinggi, yaitu 72.3%.⁴ Bahkan 6 tahun lalu, cakupan vaksinasi MMR di Yogyakarta menurut RISKESDAS 2013 mencapai 98.1%, tentu saja ini adalah pencapaian yang luar biasa.⁴ Bila kita selidiki lebih kebelakang lagi, pada tahun 2004, cakupan vaksinasi MMR di Yogyakarta dapat mencapai 98-99.5% menurut riset dari Universitas Gadjah Mada.⁵ Tak ayal lagi, Yogyakarta adalah salah satu daerah dengan tingkat kepatuhan imunisasi tertinggi di Indonesia. 

            Mengapa cakupan vaksinasi MMR di kota Gudeg ini relatif tinggi dibandingkan daerah lain? Multifaktorial, pastinya. RISKESDAS 2013 menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan di suatu daerah dengan tingkat cakupan imunisasinya, dan Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan tingkat rerata pendidikan yang tinggi.⁴ Vaksin MMR juga terbantu oleh terkenalnya salah satu penyakit yang dicegahnya, campak, di kalangan orang tua. Satu penelitian yang telah dilakukan oleh bagian Ilmu Kesehatan Anak dari Universitas Gadjah Mada (IKA UGM) menemukan bahwa tingkat pengetahuan orang tua akan vaksin MMR merupakan salah satu yang tertinggi dibanding vaksinasi dasar lain, dimana 57.8% dari orang tua berpendidikan sarjana mengetahui vaksin MMR, peringkat kedua setelah polio (73.4%).⁵ Mudahnya akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan di Yogyakarta dibandingkan sebagian besar daerah lain juga menjadi faktor penting penyebab tingginya cakupan vaksin MMR di daerah ini.

            Vaksin MMR di Yogyakarta memang memiliki cakupan yang relatif baik, jauh diatas rerata nasional, terutama jika dibandingkan dengan puluhan provinsi lain di Indonesia. Hanya saja, kita tetap harus menggiatkan edukasi ke semua lapisan masyarakat mengingat pada dasarnya tren angka keberhasilannya semakin menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Menyentuh pencapaian imunisasi atau vaksin di angka 100% memang bukan perkara mudah, tapi juga bukan hal yang mustahil untuk direalisasikan. 

 

Daftar Pustaka

1. Chatterje T. MMR Vaccine everything you need to know. Diunduh dari https://parenting.firstcry.com/articles/mmr-vaccine-everything-you-need-to-know/. Tanggal 20 Januari 2019.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta:Kementrian Kesehatan RI. 190-6.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.
5. Hanum S, Sadjimin T, Ismail D. Determinan cakupan imunisasi di propinsi D.I. Yogyakarta. I. Ked. 2005;37(3): 150-7.

Artikel terkait: DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA