Vaksin BCG pada bayi baru lahir

VAKSIN BCG PADA BAYI BARU LAHIR

Salah satu vaksin yang diwajibkan untuk buah hati anda adalah Vaksin BCG. Vaksin BCG atau Bacille Calmette-Guerin adalah vaksin yang berisi kuman Mycobacterium bovis yang dilemahkan. Vaksin ini merupakan salah satu vaksin yang telah digunakan secara luas untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Vaksin BCG digunakan pada beberapa negara dengan tingkat kejadian Tuberkulosis yang tinggi seperti Indonesia. Vaksin ini untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi selaput otak (meningitis) dan infeksi sistemik (milier) pada anak yang disebabkan karena tuberkulosis. Namun, BCG tidak sepenuhnya direkomendasikan untuk digunakan di negara yang resiko infeksi bakteri Mycobacterium tuberkulosis rendah. Lindungi keluarga anda dari penyakit tuberkulosis dengan melakukan pencegahan dini.

1. Apakah penyakit tuberkulosis ?

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak adalah di paru-paru yang biasanya menjadi lokasi infeksi primer. TB merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian tersering pada anak. Anak lebih beresiko untuk menderita Tuberkulosis yang berat.  Anak sangat rentan terinfeksi TB terutama yang kontak erat dengan pasien TB BTA (tes dahak) positif. Lebih dari 1 juta kasus baru TB anak setiap tahun.

Artikel terkait : VAKSIN BCG PADA BAYI BARU LAHIR

Gejala umum dari penyakit TB pada anak tidak khas antara lain  penurunan berat badan , lemah, letih, lesu. Penurunan berat badan atau berat badan yang sulit naik harus diamati dalam satu bulan dan telah disingkirkan kemungkinan adanya masalah gizi. Selain itu, dapat muncul gejala  demam yang tidak teralalu tinggi (subfebris) dan berkepanjangan, adanya pembesaran kelenjar didaerah leher, ketiak, selangkangan atau di tempat lain.  Keluhan saluran pernafasan berupa batuk kronik lebih dari 3 minggu dapat menjadi keluhan pada anak walaupun jarang sebagai gejala utama pada TB anak.  

2. Apakah penyakit tuberkulosis menular ?

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang menular. Tuberkulosis menyebar terutama melalui saluran pernafasan  dengan menghisap atau menelan tetes-tetes (droplet) ludah atau dahak yang mengandung kuman TB yang dibatukan/dibersinkan oleh penderita TB paru. Dalam tetes-tetes ini kuman dapat hidup beberapa jam bahkan sampai beberapa hari dalam udara panas lembab. Pada hakikatnya kecepatan penularan infeksi TB tidak terlalu besar seperti penularan infeksi saluran pernafasan lain seperti influenza atau common cold.  Akan tetapi, penularan atau bahaya semakin meningkat karena seringnya terpapar droplet infeksi dari penderita tuberkulosis. Sehingga perlu adanya kewaspadaan atau pemeriksaan lanjutan pada anak/keluarga yang satu rumah dengan penderita Tuberkulosis.

3. Mengapa bayi perlu Vaksin BCG?

Indonesia saat ini merupakan negara ke-3 tertinggi di dunia untuk penyakit Tuberkulosis, setelah India dan Tiongkok. Bayi atau anak-anak merupakan populasi yang rentan terkena infeksi Tuberkulosis dan bila terkena infeksi akan mudah menjadi infeksi yang serius. Beberapa populasi yang beresiko tinggi terpapar penyakit tuberkulosis antara lain : orang dengan infeksi HIV, seseorang yang terinfeksi/terpapar bakteri TB dalam kurun waktu 2 tahun, bayi dan anak-anak, pengguna narkoba/obat-obatan terlarang, orang yang terkena penyakit dengan penurunan sistem imun, pada  usia lanjut dan seseorang yang dulu pernah terinfeksi TB tetapi tidak pengobatan secara tepat.

4. Kapan Vaksin BCG dilakukan ?

Berdasarkan Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia pemberian vaksin BCG dapat dilakukan pada rentang usia bayi baru lahir sampai sebelum usia 3 bulan, optimal diberikan pada usia 2 bulan karena pada bayi usia <2 bulan sistem imun anak belum matang. Apabila diberikan sesudah usia 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Pemberian imunisasi penguat (booster) tidak dianjurkan.

5. Bagaimana Efektifitas vaksin BCG?

Tingkat efektifitas proteksi dari vaksin BCG dipengaruhi oleh metode dan rute penyuntikan vaksin. Selain itu juga dipengaruhi oleh lingkungaan dan kareakteristik populasi.   Sejak tahun 1975, beberapa studi kasus kontrol  menggunakan beberapa strain BCG menunjukan efikasi vaksin BCG berkisar antara 0-80%. Pada anak-anak,  tingkat efektifitas proteksinya berkisar antara 52% sampai 100% untuk pencegahan meningitis TB dan TB milier (TB sistemik) dan efektifitasnya berkisar 2% sampai 80% untuk mencegah TB paru. pemberian vaksin ini dievaluasi kembali setelah 15 tahun dimana efektifitas proteksi vaksin BCG setelah 15 tahun menurun menjadi 17%.
Penelitian metaanalisis yang lebih baru telah mempublikasi literatur mengenai efektifitas vaksinasi BCG untuk mencegah TB. Meta analisis pertama dari 10 penelitian klinis yang diacak dan 8 studi kasus-kontrol dipublikasi menunjukan efektifitas proteksi vaksin BCG terhadap meningitis TB dan TB milier sekitar 86% (95% confidence interval {CI}=65%-95%)
Dari beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas proteksi dari vaksin BCG untuk mencegah infeksi serius dari Tuberkulosis pada anak adalah tinggi (>80%). Walaupun beberapa penelitian ini tidak dapat mengklarifikasi efektifitas vaksin untuk mencegah TB paru pada saat dewasa.

6. Bagaimana cara penyuntikan vaksin BCG?

Vaksin BCG disuntikan dibawah kulit (Intradermal). Tempat penyuntikan BCG yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) adalah daerah lengan atas (deltoid). Berdasarkan kesepakatan, penyuntikan dilakukan di lengan atas sebelah kanan.

7. Apakah Vaksin BCG berbahaya?

Setelah penyuntikan vaksin BCG, umumnya terjadi bisul atau luka bernanah. Hal ini dikarenakan vaksin BCG mengandung bakteri hidup sehingga penyuntikannya akan menyerupai infeksi alamiah, dimana tubuh melakukan respons imun dan terbentuk bisul. Lokasi munculnya bisul adalah di tempat penyuntikan vaksin. Awalnya bekas suntikan akan mengalami kemerahan yang diikuti bisul berisi nanah yang kemudian akan mengering dan menimbulkan bekas luka (skar). Jika anak belum pernah terpapar oleh kuman Tuberkulosis, maka reaksi bisul BCG terjadi dalam kurun waktu 2 sampai 12 minggu (paling sering antara 4 sampai 6 minggu). Jika bisul muncul kurang dari 1 minggu, kemungkinan besar bayi atau anak tersebut telah terpapar kuman TB sebelumnya sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan. Reaksi ini disebut reaksi cepat BCG (accelerated BCG reaction). Secara alamiah, bisul akan menyembuh dan meninggalkan bekas berupa jaringan parut yang datar berdiameter 2 – 6 mm. Jaringan parut tersebut biasanya terbentuk dalam waktu 3 bulan.
Bisul akibat BCG tidak berbahaya. Jika timbul bisul di lokasi penyuntikan, tidak perlu dilakukan tindakan khusus oleh orang tua. Bayi atau anak perlu dibawa ke dokter jika terjadi bengkak yang hebat, demam tinggi, nanah yang banyak atau yang disebabkan oleh penyuntikan yang tidak steril (bukan akibat reaksi normal dari BCG). Komplikasi dari bisul yang mungkin terjadi adalah infeksi sekunder bakterial jika dilakukan penanganan yang tidak tepat, misalnya ditaburi atau dioles bahan-bahan yang tidak steril.

8. Bagaimana jika setelah vaksin BCG tidak terbentuk skar/bekas luka di tempat suntikan?Apakah vaksin tetap efektif?

Bisul atau bekas luka akan muncul pada sebagian besar anak yang telah divaksin BCG tetapi tidak semua anak muncul bisul/bekas luka tersebut. Jika setelah di vaksin tidak memiliki reaksi seperti ini, bukan berarti  tidak berespon terhadap vaksin BCG. Pada kasus tersebut tidak perlu dillakukan pengulangan vaksin lagi.

Artikel terkait : DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA