1. Home
  2. /
  3. POSTING
  4. /
  5. VAKSIN DPT (DIFTERI PERTUSIS...
  6. /
  7. Vaksinasi DPT pada Dewasa,...
Vaksin DPT pada Dewasa1

Vaksin DPT pada Dewasa1

Penyakit difteri, pertussis (batuk rejan), serta tetanus banyak kita hubungkan dengan penyakit di masa kanak-kanak dan begitu juga dengan imunisasi untuk mencegahnya, akan tetapi yang tidak sering kita ketahui adalah fakta bahwa vaksinasi DPT pada dewasa juga ada dan tidak kalah bermanfaat dalam melindungi kita dari ketiga penyakit ini. Mengapa demikian? Mari kita simak ulasan dibawah ini!

Artikel terkait : BEDA VAKSIN PENTABIO INFANRIX PEDIACEL

            Sebelum kita beranjak ke manfaat vaksinasi DPT pada dewasa, ada baiknya kita mengetahui terlebih dulu berapa banyak orang yang sudah mendapatkan vaksin ini. Ternyata, jumlah orang dewasa yang sudah mendapatkan vaksinasi DPT ini tidaklah setinggi yang diduga dan diharapkan. Di Amerika Serikat, CDC (Center for Disease Control and Prevention) sebagai lembaga kesehatannya melaporkan bahwa pada tahun 2016, hanya 26.6% dari warga berusia 19 tahun keatas yang sudah mendapatkan vaksinasi DPT ini.2 Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata angka 26% tersebut tergolong sebagai peningkatan, karena pada tahun sebelumnya hanya 23.2% dari orang dewasa yang pernah mendapatkan vaksin ini. Bagaimana dengan Indonesia? Sayangnya di negara kita, belum ada data yang akurat dalam mengestimasi berapa banyak orang dewasa yang sudah atau belum mendapatkan vaksinasi ini, karena memang hingga saat ini vaksinasi DPT untuk dewasa belum diprogramkan oleh pemerintah, sementara di Amerika Serikat CDC telah merekomendasikan pemberian vaksin ini untuk dewasa (diatas 19 tahun).3

            Perlukah kita sebagai orang dewasa mendapatkan vaksin ini lagi? Tentu saja. Hal ini dikarenakan oleh efektivitas vaksinasi DPT yang dahulu kita dapatkan saat kita masih bayi akan memudar atau berkurang seiring dengan waktu. Hal ini dibuktikan oleh satu studi yang dilakukan oleh dr. Lara Misegades dan timnya pada tahun 2010, yang menemukan bahwa seiring dengan berjalannya waktu sejak pemberian dosis vaksin DPT terakhirnya, ternyata risiko seseorang untuk terkena pertussis semakin tinggi.4 Tak kalah pentingnya adalah studi lain yang dilakukan oleh dr. Klein dan timnya di California Utara, yang menemukan bahwa setelah 2-3 tahun, efektivitas vaksin DPT (lebih tepatnya vaksin Tdap pada studi mereka) akan memudar.5 Pentingnya menjaga imunitas tubuh untuk mencegah penyakit ini semakin nyata setelah mengetahui kedua laporan tersebut.

            Begitu kita sudah tahu akan pentingnya vaksinasi DPT bagi dewasa dan menumbuhkan motivasi untuk mendapatkan vaksin ini, hal selanjutnya yang perlu kita ketahui adalah bentuk vaksin DPT yang akan kita dapatkan sebagai orang dewasa. Ternyata, vaksin DPT orang dewasa tidaklah bisa kita samakan dengan vaksin DPT yang biasa disuntikkan pada bayi. Istilah yang digunakan untuk vaksin DPT dewasa pun berbeda. Alih-alih DPT seperti yang kita ketahui pada umumnya, orang dewasa menggunakan vaksin Tdap (Tetanus, difteri aseluler, dan pertussis). Apakah beda istilah ini memiliki arti? Tentu saja! Tiga huruf kapital pada DPT menandakan jumlah partikel antigen (bagian khas bakteri yang dimasukkan dalam tubuh untuk memicu pembentukan imunitas terhadap bakteri tersebut) dari ketiga komponen vaksin. Di lain sisi, pada vaksin Tdap yang diberikan pada orang dewasa, hanya huruf T yang berupa huruf kapital, sementara d dan p yang melambangkan difteri dan pertussis tidak. Hal ini menandakan jumlah partikel difteri dan pertussis yang lebih rendah pada Tdap dibandingkan dengan DPT. 

            Pemberian vaksin DPT, atau lebih tepatnya Tdap, pada dewasa tidak berhenti hanya sekali saja. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, oleh karena efektivitas vaksin yang memudar seiring dengan waktu, rekomendasi yang dikeluarkan oleh CDC menyarankan kita untuk mendapatkan vaksinasi ulang dalam bentuk vaksin Td (tetanus dan difteri dosis rendah) setiap 10 tahun sekali.4 Vaksin Tdap ini sangat direkomendasikan pada dewasa kurang dari 65 tahun. Hal ini semata-mata ditujukan agar kekebalan tubuh kita tetap terjaga dari ancaman ketiga penyakit ini.

            Bagaimanakah dengan efektivitas vaksin DPT pada dewasa sendiri? Tentunya bila terdapat lembaga kesehatan besar yang merekomendasikan pemberian vaksin ini pada orang dewasa, keampuhan vaksin ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Ya, berbagai studi sudah membuktikan manjurnya vaksin ini dalam mencegah tiga penyakit tersebut pada orang dewasa. Sebuah studi randomized control trial (RCT) dilakukan oleh dr. Pichichero seorang peneliti ahli dari University of Rochester Medical Center, New York dan timnya. Mereka melakukan pemeriksaan kadar titer antibodi difteri dan tetanus pada 4480 orang, kemudian memberikan suntikan vaksin Tdap diikuti dengan pengecekan titer antibodi lagi 28 hari setelahnya. Mereka menyimpulkan dalam laporannya bahwa dari lebih dari 4000 pasien dewasa yang diberikan suntikan vaksin Tdap, efektivitas vaksin dalam membentuk imunitas tubuh terhadap ketiga penyakit targetnya tergolong tinggi yakni 94%.6

            Studi yang sama dari dr. Pichichero tersebut, juga membuat kita bisa bernafas lega akan potensi efek samping dari pemberian vaksin ini. Dalam laporannya, dr. Pichichero menyebutkan bahwa tidak ada efek samping yang berbeda bermakna antara vaksin Tdap yang ditelitinya saat itu dengan vaksin Td yang sudah umum digunakan sebelumnya.6 Efek samping yang dimaksud disini mencakup efek samping lokal seperti nyeri atau bengkak di daerah bekas penyuntikan maupun efek samping sistemik atau menyeluruh seperti munculnya demam atau gejala saluran pencernaan seperti mual muntah. Jadi, tak perlu ada kekhawatiran dalam mendapatkan vaksin ini! Namun, jika pernah ada riwayat terjadinya reaksi alergi berat atau anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya, maka vaksin ini boleh tidak diberikan.

            Apakah ibu hamil bisa mendapatkan vaksin ini? Sekali lagi, CDC menyarankan ibu hamil untuk mendapatkan vaksinasi ini di tiap kehamilannya, dan diutamakan diberikan pada saat usia kehamilan 27-36 minggu (trimester ketiga kehamilan). Pemberian vaksin ini juga tidak akan berdampak negatif terhadap bayi yang berada dalam kandungan sang ibu. Hal ini dibuktikan oleh satu studi yang dimuat di jurnal ternama Journal of the American Medical Association oleh dr. Kharbanda beserta tim. Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 26.000 bayi dari ibu hamil yang diberikan vaksin Tdap dan dibandingkan dengan 90.000 lebih bayi dari ibu tanpa vaksinasi, mereka tidak berhasil menemukan adanya perbedaan pada frekuensi kemunculan kelainan bawaan diantara kedua grup bayi tersebut.7 Dengan kata lain, vaksin ini aman untuk diberikan kepada ibu hamil tanpa perlu ada rasa khawatir akan dampaknya terhadap sang buah hati kelak.

Mungkin vaksin DPT bagi dewasa merupakan barang yang terbilang baru bagi kita, akan tetapi alangkah baiknya bila kita menerima ilmu baru ini dan kita terapkan kepada diri kita sendiri, demi masa depan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit.

 

Daftar Pustaka

1. UNSW Sydney. Million of Australian adults are unvaccinated and it’s increasing disease risk for all of us. Available from: https://newsroom.unsw.edu.au/news/health/millions-australian-adults-are-unvaccinated-and-it%E2%80%99s-increasing-disease-risk-all-us-0. Accessed [16Dec 2018]

2. CDC. Vaccination coverage among adults in the United States, national health interview survey, 2016. Available from: https://www.cdc.gov/vaccines/imz-managers/coverage/adultvaxview/pubs-resources/NHIS-2016.html. Accessed [16 Dec 2018]

3. CDC. Diphtheria, tetanus. And pertusis vaccine recommendations. Available from: https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/dtap-tdap-td/hcp/recommendations.html. Accessed [16 Dec 2018].

4. Misegades LK1, Winter K, Harriman K, Talarico J, Messonnier NE, Clark TA, Martin SW.Association of childhood pertussis with receipt of 5 doses of pertussis vaccine by time since last vaccine dose, California, 2010. JAMA. 2012 Nov 28;308(20):2126-32.

5. Klein NP1, Bartlett J2, Fireman B2, Baxter R2. Waning Tdap Effectiveness in Adolescents. Pediatrics. 2016 Mar;137(3):e20153326.

6. Pichichero ME1, Rennels MB, Edwards KM, Blatter MM, Marshall GS, Bologa M, Wang E, Mills E. Combined tetanus, diphtheria, and 5-component pertussis vaccine for use in adolescents and adults. JAMA. 2005 Jun 22;293(24):3003-11.

7. Kharbanda EO1, Vazquez-Benitez G1, Lipkind HS2, Klein NP3, Cheetham TC4, Naleway A5, Omer SB6, Hambidge SJ7, Lee GM8, Jackson ML9, McCarthy NL10, DeStefano F10, Nordin JD1. Evaluation of the association of maternal pertussis vaccination with obstetric events and birth outcomes. JAMA. 2014 Nov 12;312(18):1897-904.

Artikel terkait: DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA