Beberapa waktu yang lalu ada orang tua bayi yang menanyakan kepada kami “Dok, beda vaksin rotavirus rotarix dan rotateq apa ya? Kira-kira bagus yang mana dok?”. Apakah Anda pernah mendapatkan penjelasan rinci ketika menanyakan hal itu kepada dokter vaksinator bayi Anda? Apakah Anda sudah cukup puas dengan penjelasan tersebut?. Jika belum mari kita ulas kedua vaksin tersebut di sini.
Jika membicarakan sebuah vaksin kadang kita juga perlu membicarakan sejarah perkembangan vaksin tersebut. Pada pertengahan 70’an vaksin rotavirus generasi pertama yang telah diujicobakan adalah vaksin monovalent (artinya hanya satu strain virus di dalamnya) yang berasal dari virus yang menginfeksi hewan, karena dianggap strain rotavirus yang menginfeksi hewan ketika diberikan secara oral kepada bayi manusia dapat mengurangi kejadian infeksi rotavirus. Hasil uji coba tersebut masih kurang memuaskan.
Kemudian dikembangkan lagi vaksin yang berupa vaksin multivalent (artinya menggunakan lebih dari satu strain virus) yang disusun dengan menggabungkan materi inti rotavirus pada manusia dan pada monyet rhesus dan teknik ini disebut reassortant. Vaksin ini dilisensi dengan merek dagang RotaShield dan merupakan vaksin tetravalent (artinya ada 4 antigen virus utama di dalamnya). Tiga antigen pertama adalah antigen G1, G2, dan G4 dari rotavirus manusia, sedangkan antigen keempat adalah antigen G3 dari rotavirus monyet rhesus. Vaksin ini terbukti efektif mencegah kejadian infeksi rotavirus dengan rentang 80-100% dan pada tahun 1998 digunakan secara rutin di US.
Setelah masuknya vaksin ini ke dalam jadwal imunisasi rutin di US, dalam waktu 9 bulan terdapat 600.000 kasus intususepsi yang dikaitkan dengan vaksin rotavirus ini. Kejadian tertinggi adalah 3-10 hari setelah pemberian vaksin. Meskipun kaitannya dengan vaksin rotavirus ini susah dibuktikan, tetapi menurut pendapat para ahli bahwa kejadiannya adalah sekitar 1:10.000 bayi yang divaksin. Patogenesisnya hingga saat ini belum diketahui. Sebagai konsekuensinya, meskipun kejadiannya langka tetapi tetap saja membahayakan maka Wyeth sebagai manufaktur menarik kembali produknya dari pasaran di US 14 bulan setelah peluncurannya.
Artikel terkait : PERNYATAAN INFORMASI MENGENAI VAKSIN ROTAVIRUS
Setelah itu muncullah generasi vaksin baru yang dikembangkan dari teknik reassortant lagi. Kali ini yang digunakan adalah campuran materi inti rotavirus pada manusia dan rotavirus pada sapi dan merupakan vaksin pentavalent (artinya terdapat 5 antigen virus di dalamnya). Vaksin oral ini adalah vaksin hidup yang dilemahkan, diproduksi oleh Merck (atau sering juga kita sebut dengan MSD) dengan merek dagang Rotateq. Vaksin ini terdiri dari antigen G1, G2, G3, dan G4 pada rotavirus manusia yang menempel pada protein P7[5] dari rotavirus sapi. Sedangkan antigen kelimanya berupa antigen G6 pada rotavirus sapi yang menempel pada protein P1A[8] rotavirus manusia. Vaksin ini diberikan pada bayi minimal mulai usia 6 minggu dengan jadwal pemberian 3 kali usia 2 , 4, dan 6 bulan. Vaksin ini sudah tidak terkait lagi dengan kejadian intususepsi setelah dilakukannya trial fase III dari vaksin ini dengan mengamati kejadian intususepsi 42 hari setelah pemberian vaksin ini.
Vaksin lainnya adalah vaksin rotavirus yang dikembangkan dari satu strain rotavirus pada manusia yang dianggap merupakan strain terbanyak. Vaksin ini merupakan vaksin monovalent yang berisi antigen P1A[8]G1 yang berarti vaksin ini bukan merupakan vaksin reassortant. Vaksin keluaran GSK ini diberi merek dagang Rotarix. Vaksin ini diberikan 2 kali usia 2 dan 3 bulan. Vaksin ini juga tidak terkait dengan intususepsi. Tetapi pemberian kedua vaksin ini juga sebaiknya memperhatikan apakah ada riwayat intususepsi pada bayi atau tidak, karena ditakutkan akan menyebabkan kerancuan data apabila nanti terjadi intususepsi kembali pada bayi tersebut. Sehingga pada bayi dengan riwayat intususepsi sebaiknya tidak perlu diberikan vaksin rotavirus.
Artikel terkait : HARGA PAKET VAKSIN DAN LAYANAN
Lalu bagaimana perbedaan efektivitas keduanya? Secara mendasar perbedaan keduanya dapat di lihat pada gambar di atas. Dapat dilihat bahwa dalah hal pencegahan infeksi rotavirus yang berat Rotateq memiliki efikasi 98% sedangkan Rotarix sebesar 85%. Sedangkan dalam mengurangi angka kunjungan ke rumah sakit Rotateq mengurangi sebesar 63% sedangkan Rotarix sebesar 42%. Hal ini bisa dianggap wajar karena Rotateq mencakup lebih banyak strain dibanding Rotarix, dan pemberiannya pun 1 kali lebih banyak dibanding Rotarix. Tetapi apakah angka ini juga berlaku di Indonesia? Bisa jadi tidak. Kenapa? Akan kita bahas pada artikel yang lain dimana akan kita paparkan jurnal penelitian yang telah dilakukan di Indonesia.
Artikel terkait: DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA