1. Home
  2. /
  3. POSTING
  4. /
  5. VAKSIN HPV (KANKER SERVIKS)
  6. /
  7. VAKSIN HPV (KANKER SERVIKS)...
Kanker Serviks Indonesia

Kanker Serviks Indonesia

   Saat ini dunia sedang heboh-hebohnya untuk menggalakkan anti vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks (sehingga sering disebut juga vaksin kanker serviks ). Hal ini terutama dilakukan oleh negara-negara maju dan sebagian negara berkembang di mana angka kejadian kanker serviks masih sangat tinggi. Bagaimana dengan di Jogja? Sebegitu perlunya kah kita warga Jogja untuk ikut gerakan vaksinasi anti HPV ini?

   Pada artikel sebelumnya sudah dibahas lumayan lengkap seputar vaksin HPV ini, dan apa saja yang sering menjadi uneg-uneg kita. Untuk topik kali ini kita akan fokus untuk data kejadian kanker serviks di Jogja.

Artikel terkait : VAKSIN HPV 5 ALASAN PENTING SAAT INI WAJIB DIBERIKAN PADA PEREMPUAN

   Data pertama yang sudah dibahas sebelumnya adalah data dari RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar). Riset ini dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI, dan dipublikasikan secara nasional. Diketahui bahwa prevalensi kanker serviks di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Untuk lebih mudah membayangkan, ketika ada pesta perkawinan dengan jumlah tamu undangan 2.000 orang, dimana 1.000 orangnya berjenis kelamin perempuan, maka kemungkinan ada 1 atau 2 orang yang terkena kanker serviks di tempat itu.

   Di Jogja sendiri angka kejadian kanker serviksnya merupakan yang paling tinggi secara nasional yaitu 4,1 per 1000 penduduk. Luar biasa bukan? Berarti jika kita menggunakan ilustrasi di atas dalam satu kali acara pesta perkawinan di sana ada 4 orang yang terkena kanker serviks. Semoga itu bukan kita.

   Kanker serviks ini paling sering mengenai perempuan di usia 35-55 tahun, tetapi penyebab utamanya yang berupa infeksi HPV (pada 99% penderita kanker serviks) sering mengenai pada usia 18-28 tahun, dimana pada usia tersebut perempuan mulai aktif secara seksual. Penularan infeksi HPV ini memang terutama melalui hubungan seksual.

   Penularan infeksi HPV penyebab kanker serviks ini dapat dicegah secara efektif hingga lebih 93% dengan vaksinasi HPV. Efektivitas seperti ini seperti hal nya efektivitaspada vaksin-vaksin seperti polio yang kejadiannya hampir tidak pernah kita temuai lagi. Nantinya jika vaksinasi HPV ini sudah menjadi program nasional seperti di Australia maka efektivitasnya bisa mendekati 100% dan mungkin kita akan susah menemukan kasus kanker serviks seperti halnya kasus polio saat ini.

   Tidak perlu menunggu mendekati usia 18 tahun untuk vaksinasi HPV, karena justru respon terbaik diperoleh saat diberikan pada usia 11-12 tahun. Itu berarti saat anak usia sekolah SD kelas 5 hingga 6. Apakah tidak terlalu dini? Justru jika tidak segera diberikan maka akan terlambat. Sekalipun demikian meskipun sudah melewati batas umur 25 tahun dan sudah aktif secara seksual vaksin ini tetap dapat diberikan.

Artikel terkait: RINGKASAN REKOMENDASI YANG RASIONAL UNTUK VAKSINASI HPV

   Masih ingin menunggu pemerintah mensubsidi vaksin ini? Mungkin butuh waktu yang sangat lama sampai hari itu terjadi. Bahkan vaksin ini masuk Indonesia terlambat bertahun-tahun, apalagi ingin menunggu gratisan vaksin yang masih tergolong  mahal ini. Kebanyakan dari yang melakukan vaksin adalah yang salah satu anggota keluarganya juga terkena kanker serviks. Apakah harus menunggu momen seperti itu? Sedangkan kita tahu penyebab utamanya adalah infeksi HPV bukan keturunan.

Artikel terkait : DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA