1. Home
  2. /
  3. Uncategorized
  4. /
  5. Vaksinasi di Wonosari Gunung...
vaksinasi di wonosari gunung kidul yogyakarta1

Vaksinasi di wonosari gunung kidul yogyakarta

 

Vaksinasi di Wonosari Gunung Kidul

Berbicara tentang vaksinasi di Wonosari Gunung Kidul sebelumnya kita harus memahami karakteristik dan profil kesehatan di area tersebut. Berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunung Kidul terus mengalami kenaikan yaitu sebesar 4,33% tiap tahun. Meskipun status ekonomi rumah tangga semakin membaik namun alokasi biaya kesehatan tergolong sangat minim (3,4%) dibandingkan dengan jenis konsumsi lain. Ada fakta menarik bahwa tingginya jumlah perokok di Kabupaten Gunung Kidul dapat terlihat dari pola konsumsi produk tembakau dan sirih (4,5%) lebih tinggi dibanding alokasi untuk kesehatan.

Kesadaran masyarakat tentang kesehatan khususnya vaksinasi di Wonosari Gunung Kidul perlu ditingkatkan terutama pemahaman bahwa menjaga kesehatan (promotif) dan mencegah penyakit (preventif) adalah investasi yang besar untuk masa depan. Tentu kita semua tahu jika seseorang terlanjur jatuh sakit maka rumah tangga tersebut harus mengeluarkan uang untuk pengobatan. Meskipun saat ini sudah ada jaminan sosial seperti BPJS-Kesehatan, namun tetap ada kerugian finansial yang ditimbulkan dari waktu dan tenaga yang seharusnya dipakai untuk bekerja namun habis untuk berobat atau mendampingi keluarga pasien yang sedang berobat.

Metode paling efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah dengan mencegah penyakit, dan salah satu cara pencegahan penyakit yang paling efektif adalah dengan cara imunisasi atau vaksinasi di Wonosari Gunung Kidul. Banyak penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang disiplin. Ketidakdisiplinan dalam mengikuti program imunisasi dapat meningkatkan kejadian penyakit yang seharusnya bisa ditekan sampai dengan nol. Pada kasus penyakit campak, kenyataannya di kecamatan Paliyan dan Semin tercatat masih terdapat anak yang terkena penyakit campak, hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama pentingnya kedisiplinan dalam mengikuti seluruh jadwal imunisasi.

vaksinasi di wonosari gunung kidul yogyakarta2

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif  terhadap  suatu  penyakit  sehingga  bila  suatu  saat  terpajan  dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Salah satu metode imunisasi adalah dengan cara vaksinasi. Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Saat ini sasaran program vaksinasi di Wonosari Gunung Kidul yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten Gunung Kidul meliputi bayi, anak sekolah dan ibu hamil serta calon pengantin. Sebagai sasaran utama adalah bayi dengan indikator Desa dengan UCI (Universal Child Imunization) merupakan target yang akan dicapai dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Desa UCI adalah desa dengan cakupan imunisasi dasar >85%. Imunisasi dasar terdiri dari imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatisis B dengan sasaran utama adalah bayi. Cakupan imunisasi dasar pada tahun 2013 untuk DPT1 + HB1 (78,7%), DPT3 + HB3 (84%) dan Campak (75,8%) dengan drop out rate (3,69%). Sedangkan untuk BCG (95%). Cakupan imunisasi anak banyak mengalami penurunan, begitu pula vaksin untuk ibu hamil. Jenis Imunisasi yang dilakukan pada ibu hamil adalah tetanus toksoid (TT). Cakupan TT2+ pada ibu hamil pada tahun 2013 di Kabupaten Gunungkidul sebesar 56,6%. Merupakan angka yang kurang dari target sehingga perlu menjadi pertimbangan dalam kebijakan program imunisasi di masing-masing Puskesmas.

Masyarakat bisa memperoleh vaksinasi di Wonosari Gunung Kidul melalui puskesmas atau program posyandu namun perlu ada alternatif lain jika suatu saat terjadi kekosongan stok vaksin. Seperti yang dialami saat ini, vaksin polio di seluruh puskesmas di Kabupaten Gunung Kidul sempat habis selama 6 bulan mulai dari bulan November 2019, sehingga masyarakat yang ingin mendapat vaksinasi polio perlu datang ke praktik swasta.  Berdasarkan survei dari dinas kesehatan, hampir 50% pelayanan vaksin dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Hal ini menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintah dengan pengelola fasilitas kesehatan swasta. Namun sayangnya klinik vaksinasi swasta di Kabupaten Gunung Kidul sangat sedikit. Atas dasar itulah Raisha Vaccine Corner dibuka di Wonosari sehingga masyarakat Kabupaten Gunung Kidul khususnya tidak perlu menempuh jarak yang jauh ke kota Yogyakarta untuk mendapat pelayanan vaksinasi.

Bagi warga Kabupaten Gunung Kidul yang ingin mendapat pelayanan vaksinasi di Wonosari Gunung Kidul baik untuk anak maupun dewasa bisa mengunjungi Raisha Vaccine Corner yang bertempat di praktik dr. Kunto Budi Santoso Jl. Pakaryan RT 04 RW 01 Trimulyo 1, Kepek, Wonosari, Gunung Kidul. Praktik vaksinasi ini dilaksanakan dengan tujuan mendekatkan fasilitas vaksinasi kepada warga Wonosari dan sekitarnya. Sebagai contoh warga Kecamatan Playen jika harus ke Kota Yogyakarta untuk mendapat vaksin harus menempuh jarak sekitar 37 km, namun jika terdapat pusat vaksinasi di Wonosari cukup menempuh jarak sekitar 11 km. Belum lagi daerah seperti Rongkop, Girisubo, Ngawen, Semin bisa menempuh jarak 60-80 km jika harus ke pusat kota Yogyakarta. Dibukanya Raisha Vaccine Corner Wonosari, merupakan komitmen kami untuk membantu pemerintah meningkatkan derajat kesehatan warga Gunung Kidul.

Vaksin yang disediakan di Raisha Vaccine Corner Wonosari merupakan vaksin asli dengan metode penyimpanan cold chain yang baik sehingga kualitas vaksin tetap terjaga dan tidak rusak meskipun dibawa dari gudang stok vaksin ke klinik. Selain itu petugas di Raisha Vaccine Corner Wonosari telah mendapatkan pelatihan khusus vaksinasi sehingga pelanggan Raisha Vaccine Corner Wonosari dapat berkonsultasi terkait manfaat dan program vaksin.  Adapun jenis vaksin yang ada di Raisha Vaccine Corner Wonosari cukup lengkap, yaitu vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), vaksin hepatitis, vaksin campak, vaksin MMR (Campak Gondong Rubela), vaksin PCV (pneumokokus), vaksin rotavirus, vaksin polio, vaksin varicela, vaksin HPV (kanker serviks), vaksin influenza, vaksin Tifoid (tipes), vaksin rabies, vaksin meningitis (meningokokus), vaksin HiB, vaksin JE (Japanese Encephalitis), dan vaksin BCG (TBC/Tuberkulosis). Pelanggan dapat menanyakan terlebih dahulu ketersediaan vaksin di Raisha Vaccine Corner Wonosari supaya vaksin yang belum tersedia di Wonosari dapat disiapkan terlebih dahulu.

Pemerintah pusat telah memasukkan program imunisasi secara gratis kepada masyarakat berupa imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar diberikan kepada anak seperti vaksin BCG, Hepatitis-B, DPT, HiB, polio, dan campak-rubela. Selain itu juga ada imunisasi lanjutan seperti vaksin tetanus yang diberikan pada wanita usia subur. Ada juga imunisasi khusus yang diberikan untuk tujuan tertentu, misalnya vaksin meningitis untuk jamaah haji.

Ada satu istilah yang seringkali kurang diketahui oleh masyarakat yaitu imunisasi pilihan. Istilah imunisasi pilihan ini sebetulnya kurang tepat karena menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) seharusnya seluruh anak mendapat kesempatan yang sama untuk mendapat imunisasi meskipun ada beberapa vaksin yang tidak disubsidi oleh pemerintah. Perlu adanya penyuluhan dan edukasi supaya masyarakat yang mampu supaya dapat mengalokasikan anggaran rumah tangga untuk program imunisasi yang tidak disubsidi oleh pemerintah. Puskesmas biasanya hanya menyediakan vaksin yang disubsidi oleh pemerintah saja, sedangkan jika masyarakat ingin mendapatkan vaksin lain bisa mengunjungi fasilitas kesehatan swasta (rumah sakit, klinik vaksinasi, praktik dokter/bidan).Imunisasi pilihan yang dimaksud adalah vaksin MMR, tifoid, hepatitis A, hepatitis B, influenza, pneumokokus (PCV), HPV, Japanese Encephalitis (JE), dan Rotavirus.

vaksinasi di wonosari gunung kidul yogyakarta3

Raisha Vaccine Corner Wonosari menyediakan vaksin MMR untuk anak. Vaksin MMR adalah jenis vaksin kering yang mengandung virus hidup untuk mencegah penyakit campak,  gondongan,  dan  rubela. Meskipun keparahan penyakit campak itu ringan bagi orang dewasa namun dapat berbahaya bagi anak-anak. Vaksin MMR tetap diberikan meskipun anak sudah  mendapatkan imunisasi campak. Vaksin MMR ini menjadi sangat penting pada anak dengan dengan penyakit kronis seperti kistik fibrosis, kelainan jantung bawaan, kelainan ginjal bawaan, gagal tumbuh, dan sindrom Down. Namun perlu diwaspadai untuk anak dengan alergi berat (pembengkakan pada mulut atau tenggorokan, sulit bernapas, hipotensi dan syok) terhadap gelatin atau neomisin. Kemudian pemberian MMR harus ditunda pada anak dengan demam akut dan anak yang mendapat vaksin hidup yang lain (misalnya vaksin BCG) dalam waktu 4 minggu.

Vaksin tifoid merupakan vaksin polisakarida yang mengandung kuman Salmonella typhii. Vaksin tifoid dapat meningkatkan daya tahan anak sekitar 50%-80% terhadap penyakit tifoid dan perlu diulang tiap 3 tahun. Vaksin tifoid ini sangat bermanfaat mengingat penyakit tifoid banyak terjadi di lingkungan sekitar terutama lingkungan yang memiliki kebersihan yang kurang baik. Perlu diwaspadai jika anak memiliki kontraindikasi vaksin tifoid seperti alergi terhadap bahan-bahan dan jika anak sedang demam. Klinik Vaksinasi Raisha menyediakan vaksin tifoid untuk anak dengan usia ≥2 tahun dengan prosedur suntikan secara intramuskular atau subkutan di daerah deltoid atau paha.

Raisha Vaccine Corner Wonosari menyediakan vaksin hepatitis A berupa virus yang dimatikan (inactivated vaccine) sehingga boleh diberikan bersama vaksin lain. Vaksin Hepatitis-A dapat diberikan terutama untuk orang-orang yang memiliki risiko tinggi tertular Virus Hepatitis A (VHA). Masyarakat yang rentan tertular hepatitis A adalah anak usia ≥2  tahun terutama anak di daerah endemis. Pada usia 2 tahun anak rentan terkena penyakit hepatitis A karena antibodi yang diturunkan dari ibu sudah  menghilang. Selain itu anak semakin banyak terpapar makanan dan minuman yang mungkin tercemar. Selain itu vaksin hepatitis A juga diperluan bagi orang dewasa yang hendak pengunjung ke daerah endemis.

Seperti halnya vaksin hepatitis A, vaksin influenza juga dibuat dari virus yang tidak aktif (inactivated influenza virus) sehingga lebih aman. Saat ini vaksin influenza yang tersedia di Klinik Vaksinasi Raisha adalah vaksin influenza yang mengandung antigen dari sub tipe virus influenza A dan sup tipe virus influenza B. Vaksin influenza dapat diberikan pada anak sehat usia 6-23 tahun terutama untuk anak dengan   penyakit   kronik   seperti   asma,   diabetes,   penyakit ginjal, kelemahan sistem imun, hemoglobinopati, dan imunodefisiensi. Terdapat kontraindikasi pemberian vaksin influenza, yaitu individu dengan hipersensitif anafilaksis terhadap pemberian vaksin influenza sebelumnya, seseorang yang setelah makan telur mengalami pembengkakan bibir atau lidah, atau mengalami distres nafas akut atau pingsan, selain itu vaksin influenza tidak boleh diberikan pada seseorang yang sedang menderita penyakit demam akut yang berat. Sebaiknya vaksin influenza diberikan setiap tahun sekali untuk menjaga agar daya proteksi berlangsung terus-menerus.

Terdapat dua macam vaksin pneumokokus yaitu vaksin pneumokokus polisakarida (Pneumococcal Polysacharide

Vaccine/PPV) dan vaksin pneumokokus konyugasi (Pneumococcal Conjugate Vaccine/PCV). Vaksin pneumokokus yang tersedia di Klinik Vaksin Raisha adalah vaksin pneumokokus konyugasi (Pneumococcal Conjugate Vaccine/PCV. Vaksin Pneumokokus (PCV) direkomendasikan pada semua anak sehat usia 2 bulan sampai dengan 5 tahun. Vaksin pneumokokus (PCV) dapat mengurangi resiko anak mengalami penyakit meningitis (radang selaput otak) dan pneumonia (radang paru-paru) yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Pencegahan penyakit meningitis dan pneumonia ini penting terutama untuk anak dengan lingkungan rumah dengan asap rokok, riwayat penyakit telinga (otitis) yang berulang, dan anak yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Biasanya vaksin PCV diberikan pada bayi umur 2, 3 bulan dan 12 bulan.

Vaksin HPV yang telah beredar di Indonesia dibuat dengan teknologi rekombinan. Vaksin HPV berpotensi untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan infeksi HPV. Vaksin HPV diperuntukkan pada anak perempuan sejak usia >9 tahun untuk mengurangi kemungkinan infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang menyebabkan penyakit kanker leher rahim. Vaksin HPV ini mempunyai efikasi 96–98% untuk mencegah kanker leher rahim yang disebabkan oleh HPV tipe 16/18. Bagi yang memiliki anak perempuan yang beranjak dewasa, bisa berkonsultasi ke Klinik Vaksinasi Raisha untuk berkonsultasi lebih lanjut terkait program vaksin HPV.

Vaksin Hepatitis B bertujuan untuk memberikan perlindungan dan mengurangi insiden timbulnya penyakit hati kronik dan karsinoma hati. Vaksin Hepatitis  B pada anak telah masuk ke dalam program rutin pemerintah yang diberikan sesaat setelah lahir dan selanjutnya diberikan bersama dengan vaksin DPT dan HiB. Sedangkan vaksin hepatitis B pada orang dewasa diberikan  kepada  kelompok  individu  dengan risiko tinggi tertular Hepatitis B, diantaranya adalah petugas kesehatan, pasien hemodialisis, individu yang memiliki keluarga dengan riwayat Hepatitis B, dan lain-lain. Vaksin Hepatitis B diberikan dalam 3 dosis, yaitu pada bulan ke-0, 1 dan 6 kemudian dilakukan pengukuran titer antibodi anti-HBs untuk mengetahui respon imun tubuh dan untuk menentukan apakah perlu diberikan booster vaksin hepatitis B. Perlu diperhatikan kontraindikasi bagi individu yang memiliki alergi terhadap ragi.

Vaksin Dengue yang sempat beredar namun saat ini sudah ditarik dari peredaran adalah vaksin untuk meningkatkan kekebalan terhadap jenis virus dengue dari group Flavivirus. Vaksin dengue yang tersedia di Klinik Vaksinasi Raisha merupakan live attenuated virus yang terdiri dari 4 rekombinan serotipe yaitu Dengue1, Dengue2, Dengue3 dan Dengue4. Vaksin dengue ini penting untuk diperhatikan karena Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah endemis Demam Berdarah. Menurut laporan dari dinas kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, jumlah kasus Demam Berdarah di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2013 sebanyak 310 kasus. Jumlah kasus penyakit Demam Berdarah di Kabupaten Gunungkidul mengalami fluktuasi pada tiap tahun. Berdasar data dari hasil pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul selama sepuluh tahun terakhir, fluktuasi kasus tertinggi terjadi di tahun 2010 (974 kasus). Peningkatan kasus maupun penurunan kasus mengindikasikan adanya peran dari terdapatnya vector (nyamuk aedes aegypti), dan virus penyebab penyakit DBD (virus Dengue) serta perilaku masyarakat yang tidak sehat atau mungkin juga pemberantasan sarang nyamuk yang kurang berhasil. Pola penyakit yang tidak menentu ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam penyelidikan epidemiologi lebih lanjut

 

Kesimpulan

Poin penting yang dapat disimpulkan adalah kesadaran imunisasi/vaksinasi masyarakat perlu ditingkatkan untuk mencegah kemungkinan munculnya penyakit di masa depan. Pelaksanaan imunisasi ini tidak serta merta bergantung kepada pemerintah saja namun pihak swasta juga harus bersinergi untuk saling melengkapi pelayanan dan ketersediaan vaksin. Warga Kabupaten Gunung Kidul yang ingin mendapat pelayanan vaksin baik untuk anak maupun dewasa bisa mengunjungi Raisha Vaccine Corner Wonosari yang bertempat di praktik dr. Kunto Budi Santoso Jl. Pakaryan RT 04 RW 01 Trimulyo 1, Kepek, Wonosari, Gunung Kidul.

 

Referensi

 

  • Malik I. Machfoedz I. 2015. Cakupan Imunisasi Dasar dengan Kejadian ISPA pada Balita Usia 1-3 Tahun di Wilayah Puskesmas Wonosari 1 Kabupaten Gunungkidul. JNKI, Vol. 3, No. 1, Tahun 2015, 53-57
  • Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
  • Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul.2013. Profil Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul.

 

Artikel terkait: DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA