sejarah vaksin hpv,vaksin hpv,vaksin kanker serviks,vaksin kanker leher rahim

Douglas Lowy, M.D., and John Schiller, Ph.D

   Sebelum mulai diperkenalkannya vaksin HPV atau vaksin kanker serviks ada beberapa sejarah vaksin HPV yang menarik untuk kita ikuti. Jika kita kembali ke abad 19, secara umum orang berpikir bahwa kanker serviks atau kadang kita sebut kanker leher rahim disebarkan melalui hubungan seksual. Lebih dari 100 tahun untuk mengidentifikasi hal ini. Pada tahun 1980’an, para peneliti dari German Cancer Research Center menemukan beberapa tipe HPV (Human Papilloma Virus) yang terdapat pada banyak tumor serviks. Peran HPV dalam kanker serviks dimungkinkan karena virus lain dalam anggota famili HPV telah diketahui menyebabkan kutil. Oleh karena itu, para ahli mulai meneliti apakah HPV menyebabkan kanker, dan jika memang benar, para ahli ingin mengetahui bagaimana virus ini bisa menyebabkan kanker.

Artikel terkait : VAKSIN HPV 5 ALASAN PENTING SAAT INI WAJIB DIBERIKAN PADA PEREMPUAN

   Sebuah tim peneliti dari NCI (National Cancer Institute) yang diketuai oleh dr.Joe DiPaolo dan Jay Donninger, Ph.D., adalah yang pertama menunjukkan bahwa DNA dari HPV 16 (salah satu tipe dari HPV yang ditemukan paling sering pada sel kanker serviks) mampu menyebabkan sifat seperti kanker pada sel-sel yang dibiakkan di laboratorium. Peneliti-peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa HPV 16 dan mutasi (perubahan sel) menyebabkan tumor berkembang. Penemuan ini mengisyaratkan bahwa beberapa mutasi atau perubahan yang terjadi pada sel dibutuhkan pada waktu yang bersamaan untuk menyebabkan kanker.

   Hampir semua kanker serviks disebabkan oleh HPV. Pada awal 1990, dua studi epidemiologi besar dilakukan : yang pertama oleh dr.Mark Schiffman dan yang kedua oleh sebuah grup di pusat kanker yang disponsori oleh NCI di Albert Einstein College of Medicine. Dengan teknologi DNA terbaru, studi-studi tadi menunjukkan bahwa beberapa grup dari tipe HPV berperan terhadap timbulnya abnormalitas premalignan yang ditemukan pada tes skrining Pap smear dan terhadap perkembangan kebanyakan kanker serviks. Studi berikutnya menunjukkan bahwa hampir semua kanker serviks disebabkan oleh HPV.

Artikel terkait : VAKSIN KANKER SERVIKS SAAT PROGRAM HAMIL, BAHAYA?

   Apakah sebuah vaksin HPV dimungkinkan? Dr.Douglas Lowy dan John Schiller, Ph.D mempelajari bagaimana gen dan protein-protein HPV bekerja. Karena hubungan antara HPV dan kanker serviks semakin kuat, peneliti-peneliti ini dan para ahli lain menggali lebih dalam kemungkinan untuk dikembangkannya sebuah vaksin untuk mencegah infeksi HPV. Salah satu tantangan terbesarnya adalah bahwa HPV memproduksi infeksi lokal pada kelamin dan semua usaha sebelumnya untuk mengembangkan vaksin untuk tipe infeksi ini telah gagal. Terlebih lagi, vaksin harus sangat aman, dan HPV mengandung gen yang dapat menyebabkan berkembangnya kanker. Para ahli juga belum tahu bagaimana memproduksi kulit luar virus dalam jumlah besar sebagai langkah untuk memproduksi antibodi yang akan melindungi terhadap infeksi tipe lain. Untuk itulah para peniliti kembali membuat sesuatu yang terlihat seperti HPV tetapi tidak memasukkan gen dalam HPV yang berpotensi membahayakan.

Artikel terkait : ANDA INGIN MENIKAH? PENTING! INILAH 5 VAKSINASI PRANIKAH

   Pada awal 1990, dua grup peneliti (termasuk yang diketuai Drs. Lowy dan Schiller) secara terpisah menemukan bahwa protein yang membentuk kulit luar HPV dapat membentuk partikel yang sangat mirip dengan virus aslinya dan merangsang terbentuknya antibodi proteksi dalam tingkat yang tinggi tetapi juga tidak infeksius karena kurangnya gen virus tersebut. Partikel mirip virus inilah yang menjadi dasar diproduksinya dua vaksin HPV yang kita kenal saat ini yaitu Gardasil yang dilisensi oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk pencegahan kanker serviks pada tahun 2006; dan Cervarix pada tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2014 Gardasil9 yang berisi lebih banyak tipe HPV dalam vaksinnya dilisensi oleh FDA.

 

   Berikut ini adalah pesan menarik dari DR. John Schiller, Ph.D yang mungkin memang masih terjadi hingga saat ini:

When we started this work, there was no greater optimism for an HPV vaccine than there was for an HIV vaccine. In fact, there was skepticism that it could work at all.

Dr. John Schiller, Ph.D.

Artikel terkait : DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA